Kamis, 03 September 2015

Kamera Twin Lens Reflex Camera (TLR)

Kamera TLR merupakan kamera yang memiliki dua lensa objektif dengan panjang fokus yang ama. Kamera ini biasanya digunakan sejajar dengan perut pengguna karena viewfindernya terletak di bagian atas dengan cermin 45 derajat. Salah satu lensa berfungsi untuk mengambil gambar, sedangkan lainnya digunakan untuk viewfinder sistem.

Pembidikan kamera ini dilakukan secara vertical pada bagian atasa lensa dan tidak berhubungan dengan lensa utama (bagian bawahnya). Lensa bagian atas berfungsi untuk menangkap objek yang dipantulkan oleh cermin pembidik, sedangkan lensa bagian bawah berfungsi menangkap objek untuk diteruskan ke film. Kedua lensa bergerak bersama-sama sampai objek yang akan dipotret tampak menyatu.

Keunggulan kamera jenis ini di antaranya adalah kesederhanaan mekaniknya dibandingkan dengan kamera SLR. SLR harus menggunakan beberapa metode untuk menghalangi cahaya dari film selama fokus, baik dengan shutter fokus (paling umum) atau dengan cermin refleks itu sendiri.

Tidak seperti hampir semua SLR, TLR memberikan gambar secara terus-menerus pada layar finder. Tampilan tidak keluar tidak hitam saat terpapar. Karena cermin tidak perlu keluar, gambar dapat diambil lebih dekat ketika waktu shutter ditekan oleh fotografer. Dengan kamera ini, shutter lag (keterlambatan menutup rana) dapat diperkecil sehingga menguntungkan dalam pemotretan aksi-aksi cepat.

Kamera jenis ini baik digunakan untuk untuk “foto candid” karena keberadaan kamera terletak di dada dengan digantungkan dengan tali leher.

Model dengan daun jendela daun dalam lensa daripada jendela focal-plane dapat menyinkronkan dengan flash dengan kecepatan lebih tinggi dari yang dapat dilakukan oleh kamera SLR. Kombinasi fitur-fitur ini sangat menguntungkan saat mengambil gambar aksi berpose (seperti, misalnya, seorang seniman bela diri mengeksekusi tendangan atau melompat) dalam kombinasi dengan flash intensitas tinggi elektronik untuk membekukan tindakan.

Karena ketersediaan kamera medium format dan kemudahan komposisi gambar, TLR juga disukai oleh banyak studio foto untuk pose statis.

Namun, kamera TLR juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah: karena pandangan fotografer melalui satu lensa tetapi mengambil foto tersebut melalui lensa lain, paralaks kesalahan ini menghasilkan foto yang berbeda dari tampilan hasil bidikan pada layar. Perbedaan ini diabaikan ketika subjek jauh, tetapi sangat penting untuk subjek di dekatnya.

Kekurangan lainnya adalah gambar dalam jendela bidik dibalik secara horizontal (dari kiri ke kanan) yang mengakibatkan pembingkaian foto yang sulit, terutama bagi pengguna yang belum berpengalaman atau dengan subjek yang bergerak.

Gambar dalam jendela bidik dibalik ‘kiri ke kanan’ yang dapat membuat membingkai foto yang sulit, terutama bagi pengguna yang belum berpengalaman atau dengan subjek yang bergerak.

Hasil gambar kamera TLR:
Sumber:

Tidak ada komentar: