Selasa, 01 September 2015

Pengertian Tengan Crop Factor

PENGERTIAN TENTANG CROP FACTOR
Kalau anda sering membaca spesifikasi lensa atau kamera DSLR dan atau anda suka membaca-baca artikel dan forum fotografi, salah satu istilah yang sering muncul dan membuat kita bertanya-tanya adalah ini: Crop-Factor, Kamera Crop, APSC, Focal Length Multiplier dan 35mm equivalent. Semua istilah tersebut mengacu pada Crop-Factor. Artikel ini akan berusaha menjelaskan pengertian crop factor secara singkat dan mudah.

Industri fotografi sudah berpuluh tahun mengacu pada film 35mm, nah saat kamera digital bermunculan dengan beragam ukuran sensor yang lebih kecil dibanding ukuran film, maka untuk menghindari kerancuan, ukuran sensor tersebut diperbandingkan dengan ukuran film. Kamera digital SLR yang memiliki sensor dengan ukuran yang sama dengan ukuran sebuah film dinamai kamera DSLR full frame, misalnya: Nikon D4, Nikon D800, Canon 5D, Canon 1Dx.

Kamera crop adalah kamera yang memiliki ukuran sensor lebih kecil dibandingkan ukuran film. Disebut kamera crop karena saat sebuah lensa dipasang di kamera full frame menunjukkan area foto yang mencakup (sebagai contoh saja) gunung dan sawahnya, maka saat lensa yang sama anda pasang di kamera crop ini maka area fotonya akan terpotong (crop) sehingga hanya mencakup hanya gunungnya saja, jadi area foto menyempit. Ukuran sensor yang lebih kecil memotong tampilan penuh yang dihasilkan lensa.
Nah crop factor adalah hitungan seberapa faktor pemotongan terjadi. Sebagai ilustrasi, lihat bagaimana sensor yang lebih kecil memotong sebuah obyek foto saat dibandingkan dengan kamera full frame (35mm film):

MEMAHAMI BEBERAPA MODE PADA KAMERA DSLR

Memiliki pemahaman yang bagus mengenai beberapa mode pengoperasian kamera digital amat membantu kita untuk secara efektif mengontrol eksposur. Artikel ini akan berusaha menjelaskan beberapa mode pengoperasian yang lazim ada di kamera anda baik DSLR, kamera pocket yang canggih maupun Super-zoom; aperture priority, shutter speed priority, program mode dan manual mode.

Apa sebenarnya mode pengoperasian kamera?

Mode pada kamera digital memungkinkan kita mengontrol parameter eksposur, khususnya shutter speed, aperture dan ISO yang merupakan parameter dasar fotografi. Beberapa mode secara otomatis menentukan besaran tersebut, namun mode yang lain memungkinkan kita mengontrolnya secara manual sesuai selera kita.Dahulu saat belum ada mode kamera, fotografer harus menentukan sendiri semua parameter shutter speed, aperture dan memilih jenis film yang akan digunakan. Untuk menghitung intensitas dan jumlah cahaya, mereka harus menggunakan alat metering terpisah yang mengukur cahaya lalu menentukaan informasi eksposure, yang kemudian digunakan untuk setting kamera.
Sejak diperkenalkannya kamera SLR yang mampu mengukur cahaya yang masuk melalui lensa, alat metering mulai ditinggalkan. Sejak itu pula mode otomatis juga mulai diperkenalkan oleh pabrik kamera, dimana kamera akan mengukur cahaya yang masuk melalui lensa dan sekaligus menghitung nilai eksposure yang pas. Mode yang saat ini ada (dihampir semua kamera digital kelas semi pro sampai pro) berusaha menjembatani antara pengoperasian semi otomatis dan full manual ala fotografer tempo dulu.

Jenis-Jenis Mode Kamera

Ada empat jenis utama mode kamera:

    1. Program Mode
    2. Shutter Priority (Tv atau S)
    3. Aperture Priority (Av atau A)
    4. Manual (M)

1. Program Mode


Dalam program mode, kamera secara otomatis akan menentukan Aperture dan Shutter Speed untuk kita berdasarkan jumlah cahaya yang masuk melalui lensa. Jika anda menemukan momen yang penting dan tidak ingin berpikir apa-apa langsung jepret, gunakan mode ini.
Kamera akan berusaha menyeimbangkan antara shutter dan aperture, jika kita mengarahkan lensa ke area yang terang, angka aperture secara otomatis membesar sementara shutter speed dipertahankan di angka yang lumayan cepat. Arahkan kamera ke area gelap dan angka aperture akan mengecil untuk mempertahakan shutter supaya tidak terlalu blur.
Ada cara untuk mengubah pengukuran otomatis kamera, dengan memutar kontrol dial di kamera. Jika kita putar dial ke kiri maka kamera akan “dipaksa” memperlambat shutter speed dan menambah aperture. Jika memuter dial ke kanan, kamera akan “dipaksa” mempercepat shutter speed dan memperkecil aperture.

2. Shutter-Priority Mode

Di mode shutter priortiy, kita secara manual mengatur nilai shutter speed dan kamera secara otomatis memilih nilai aperture untuk kita bserdasarkan jumlah cahaya yang masuk melalui lensa. Mode ini bisa kita pakai saat ingin membekukan gerakan atau kalau kita sengaja ingin menciptakan foto blur. Jika ada terlalu banyak cahaya, maka angka aperture akan membesar (bukaan mengecil) sehingga jumlah cahaya yang masuk lensa akan berkurang. Jika terlalu sedikit cahaya masuk lensa makan angka aperture akan mengecil (bukaan membesar) supaya cahaya makin banyak masuk lensa.
Jadi di mode shutter priority, nilai shutter speed akan konstan tidak berubah sesuai (sesuai setting kita), sementara nilai aperture akan bervariasi tergantung jumlah cahaya.

3. Aperture-Priority Mode

Di mode aperture priority, kita set besaran aperture secara manual dan kamera akan menentukan besar shutter speed sesuai jumlah cahaya yang masuk lensa. Dengan menggunakan mode aperture priority, kita memiliki kontrol penuh atas depth of field (bidang tajam), karena kita bisa menurunkan atau menaikkan bukaan lensa dan membiarkan kamera yang menghitung shutter speed
Menggunakan mode aperture priority adalah cara aman dalam mengoperasikan kamera karena resiko foto menjadi under-exposed (gelap) atau over-exposed (terlalu terang) lumayan kecil. Kenapa? karena nilai shutter kamera range-nya lumayan lebar, dari 30 detik sampai 1/4000 detik (atau 1/8000 detik dikamera canggih), yang mana sangat mencukupi untuk berbagai kondisi cahaya.

4. Manual Mode

Seperti namanya, kita mengontrol nilai aperture dan shutter speed kamera secara manual sepenuhnya. Anda harus memilih nilai aperture sekaligus shutter speed. Mode ini bisa dipakai saat memotret obyek foto yang kondisi pencahayaan-nya membuat kamera “bingung”. Contohnya adalah saat kita memotret teman di pantai yang sangat terang, kamera mungkin akan salah menilai exposure sehingga wajah teman jadi hitam supaya pasir dipantai tidak over-exposed. Dalam kasus seperti ini, kita bisa mengganti mode menjadi manual dan melakukan metering dengan mengukur exposure di wajah teman lalu menentukan aperture serta shutter speed secara manual berdasarkan hasil metering tadi.
Mode manual juga berguna saat misalnya kita memotret panorama (cara memotret panorama?, supaya terjadi konsistensi. Foto panorama dihasilkan dari beberapa foto yang dijahit, dan nilai aperture maupun shutter speed sebaiknya selalu konsisten sehingga hasil akhir foto panorama akan konsisten tidak belang-belang ada yang gelap dan ada yang terang.

Cara Mengubah Mode Kamera?
Tombol pengubah mode kamera biasanya terlihat cukup mencolok,, sebuah tombol putar yang ditampilannya tertulis: P – S – A – M (DSLR Nikon) atau : P – Tv – Av – M (DSLR Canon),
 ini beberapa contohnya:

Nikon D5000:
Di Canon 50D:

Di beberapa kamera kelas professional, tombol dial mode tidak ditunjukkan secara mencolok, di Nikon D300S misalnya, hanya ada tombol kecil disebelah kanan atas bertulis MODE.

Bagaimana Dengan ISO?
Dikebanyakan kamera DSLR, ISO tidak berubah secara otomatis kalau kita mengganti mode-mode diatas, jadi kita harus menentukan ISO secara manual.  Jika anda tidak ingin menggunakan setting ISO secara manual, gunakan fitur “Auto ISO” dikamera, lalu set ISO maksimum di “800-1600″, jika anda merasa terlalu banyak noise, ganti maksimum ISO di angka yang lebih kecil.

Bagaimana Dengan Mode Kamera Lainnya?

Beberapa camera entry-level dan semi-pro juga memiliki mode yang lain, misalnya “portrait”, “landscape”, “macro”, “sport” dan lain-lain, tergantung jenis kameranya.
Tampilan dalam Kamera seperti dibawah ini

Mode Scene

Mode Scene adalah pilihan mode dimana kita memilih tipe objek atau pemandangan tertentu yang akan kita foto. Misalnya kita ingin memotret teman: putar roda mode ke posisi Scene lalu selanjutnya kita pilih Portrait. Dalam Mode Scene, kamera dibekali dengan setelan kamera yang lazim digunakan pada situasi pemotretan tipikal.

Berikut ini beberapa jenis situasi yang disediakan dalam Mode scene:

Portrait: kamera akan secara otomatis mempersempit ruang tajam (dpeth of field) sehingga background menjadi blur dan membuat wajah model lebih menonjol (plus setelan untuk skin tone dan softening agar kulit terlihat lebih halus).
Landscape: saat kita memotret pemandangan, kamera akan menggunakan ruang tajam yang lebar sehingga objek dekat lensa sampai yang terjauh terlihat tajam. Warna hijau dan biru juga akan lebih di tonjolkan
Macro (Close Up): saat anda ingin memotret bunga dari jarak dekat atau ingin memotret semangkuk bakso sebelum dimakan.
Sports: digunakan saat kita memotret objek yang bergerak cepat. Kamera akan berpindah ke metode fokus yang melakukan tracking mengikuti gerakan objek tadi.
Night Portrait: digunakan saat kita ingin memotret wajah saat malam hari. Flash secara otomatis akan menyala
Sunset/Sunrise: cukup menjelaskan, digunakan saat kita ingin memotret sunset atau sunrise
Fireworks: untuk memotret kembang api dengan menggunakan shutter speed yang sangat lambat
Beach/Snow: kamera akan melakukan kompensasi untuk menghindari foto under-exposed karena mengukur latar belakang putih. Beberapa opsi mode scene lainnya tergantung jenis dan merek kamera

Sumber: Wikipedia.com

Tidak ada komentar: